Minggu, 16 Februari 2014

MANAH NAGA BANDA MENGAWALI PROSESI PELEBON DI PURI AGENG SUKAWATI


Menurut penuturan putra tertua mendiang A.A. Gde Oka kepada wartawan, ayahnda A.A. Gde Agung meninggal dunia karena sakit. Mantan pegawai Kantor Transmigrasi ini meninggalkan dua orang istri (A.A. Istri Putra dan A.A. Made Kartini), 14 orang putra, 37 orang cucu dan 10 orang kompyang (cicit-red). Ditambahkan, seluruh prosesi upacara ini di-sanggra oleh sembilan banjar meliputi empat desa adat yang ada di Desa Sukawati.


Prosesi pelebon agung penglingsir Puri Agung Sukawati, Gianyar A.A. Gde Agung (85) yang dilaksanakan Sabtu (27/11) kemarin, berlangsung khidmat dan dihadiri ribuan warga setempat. Sejumlah pejabat penting seperti Bupati Gianyar A.A. Gde Agung Bharata dan Bupati Badung Tjokorda Oka Ratmadi juga menyaksikan upacara pitra yadnya nan megah itu.
Selain dipadati ribuan warga setempat, puluhan wisatawan mancanegara yang kebetulan berlibur di Bali juga ikut menyelip di sana. Mereka dengan antusias mengikuti seluruh prosesi upacara itu, mulai dari rumah duka (Puri Agung Sukawati-red) hingga setra (kuburan-red) yang lokasinya sekitar satu kilometer di sebelah utara rumah duka.
Berdasarkan pantauan Bali Post, rangkaian prosesi palebon sudah dimulai sekitar pukul 08.00. Upacara menuju setra berlangsung sekitar pukul 14.00 yang diawali dengan upacara memanah nagabanda oleh Ida Pedanda Geria Babakan, Bitra dan Ida Pedanda Geria Pejeng Aji, Batuan. Selanjutnya, dilakukan prosesi nedunin layon untuk disemayamkan di bangunan bade bertumpang sebelas yang seterusnya diarak menuju setra.

Di barisan paling depan, bergerak lembu putih yang diarak puluhan orang pemuda, disusul kepala nagabanda dan diakhiri dengan bade tumpang sebelas.
Polsek Sukawati memang menutup jalur itu bagi lalu lalang kendaraan bermotor sehari penuh. Bahkan, aktivitas di Pasar Seni Sukawati yang lokasinya tepat di depan Puri Agung Sukawati praktis terhenti selama sehari. (kmb13)

0 komentar:

Posting Komentar