Menurut penuturan
putra tertua mendiang A.A. Gde Oka kepada wartawan, ayahnda A.A. Gde Agung
meninggal dunia karena sakit. Mantan pegawai Kantor Transmigrasi ini
meninggalkan dua orang istri (A.A. Istri Putra dan A.A. Made Kartini), 14 orang
putra, 37 orang cucu dan 10 orang kompyang (cicit-red). Ditambahkan, seluruh
prosesi upacara ini di-sanggra oleh sembilan banjar meliputi empat desa adat
yang ada di Desa Sukawati.
Prosesi
pelebon agung penglingsir Puri Agung Sukawati, Gianyar A.A. Gde Agung (85) yang
dilaksanakan Sabtu (27/11) kemarin, berlangsung khidmat dan dihadiri ribuan
warga setempat. Sejumlah pejabat penting seperti Bupati Gianyar A.A. Gde Agung
Bharata dan Bupati Badung Tjokorda Oka Ratmadi juga menyaksikan upacara pitra
yadnya nan megah itu.
Selain
dipadati ribuan warga setempat, puluhan wisatawan mancanegara yang kebetulan
berlibur di Bali juga ikut menyelip di sana. Mereka dengan antusias mengikuti
seluruh prosesi upacara itu, mulai dari rumah duka (Puri Agung Sukawati-red)
hingga setra (kuburan-red) yang lokasinya sekitar satu kilometer di sebelah
utara rumah duka.
Berdasarkan
pantauan Bali Post, rangkaian prosesi palebon sudah dimulai sekitar pukul
08.00. Upacara menuju setra berlangsung sekitar pukul 14.00 yang diawali dengan
upacara memanah nagabanda oleh Ida Pedanda Geria Babakan, Bitra dan Ida Pedanda
Geria Pejeng Aji, Batuan. Selanjutnya, dilakukan prosesi nedunin layon untuk
disemayamkan di bangunan bade bertumpang sebelas yang seterusnya diarak menuju
setra.
Di barisan paling
depan, bergerak lembu putih yang diarak puluhan orang pemuda, disusul kepala
nagabanda dan diakhiri dengan bade tumpang sebelas.
Polsek
Sukawati memang menutup jalur itu bagi lalu lalang kendaraan bermotor sehari
penuh. Bahkan, aktivitas di Pasar Seni Sukawati yang lokasinya tepat di depan
Puri Agung Sukawati praktis terhenti selama sehari. (kmb13)
0 komentar:
Posting Komentar